Teknologi Komunikasi Jaringan saat ini
sudah memasuki era Wireless alias Nirkabel atau tanpa kabel. Hal ini
disebabkan oleh tuntutan kebutuhan komunikasi data manusia yang perlu
mobilitas yang tinggi. Saat ini, orang-orang ingin dapat berkomunikasi
data / informasi satu sama lain dimana saja dan kapan saja. Tentu saja
hal ini tidak dapat dipenuhi oleh Teknologi jaringan kabel (wired) yang
bersifat Fixed atau tidak dapat berpindah-pindah. Kemudian dari
masalah-masalah dan kebutuhan tersebut munculah teknologi komunikasi
data yang bersifat nirkabel yang dapat digunakan dimana saja dan kapan
saja selama kita masih berada di dalam radius jangkauannya, seperti WiFi
(Wireless Fidelity), WIMAX dan yang terbaru adalah LTE (Long Term
Evolution). Tidak perlu berpanjang lebar lagi basa-basinya, berikut
penjelasan dari masing-masing teknologi Komunikasi Wireless tersebut.
1. WiFi atau Wireless LAN
WiFi
(Wireless Fidelity) atau lebih dikenal dengan Wireless LAN (WLAN)
ditujukan untuk menghubungkan beberapa terminal berbasis IP (PC notebook
atau PDA) dalam suatu area LAN (Local Area Network). Sehingga dalam
implementasinya, WiFi dapat difungsikan untuk mengganti jaringan kabel
data (UTP) yang biasanya digunakan untuk menghubungkan terminal LAN.
Wireless
LAN merupakan salah satu aplikasi pengembangan wireless untuk
komunikasi data. Sesuai dengan namanya Wireless, yang berarti tanpa
kabel, WLAN (Wireless Local Area Network) adalah jaringan lokal (dalam
satu gedung, ruang, kantor, dsb.—bukan antar kota) yang tidak
menggunakan kabel.
Berbagai
kombinasi dari wireless, NIC dan Access Point-nya akan memberikan
konfigurasi utama untuk network manager dan engineer untuk menciptakan
berbagai jenis konfigurasi jaringan.
1.1. Arsitektur Wireless LAN
Menurut standar yang diajukan oleh IEEE untuk wireless LAN, ada 2 model konfigurasi utama untuk jaringan ini. Yaitu : ad-hoc dan infrastruktur.
Ad-Hoc Wireless LAN
Contoh
dari jaringan Ad-Hoc, adalah jaringan yang memiliki konfigurasi
peer-to-peer. Untuk sebuah kantor yang tidak terlalu besar dan hanya
terdiri atas satu lantai, maka konfigurasi peer-to-peer wireless akan
cukup memadai. Peer-to-peer Wireless LAN hanya mensyaratkan wireless NIC
dalam setiap device yang terhubung ke jaringan. Disini, kita tidak
memerlukan Access Point.
Dengan
konfigurasi peer-to-peer ini, maka kita dapat memebentuk sebuah jaringan
temporer (penggunaan sewaktu-waktu). Jadi jika sewaktu-waktu kita
memerlukan adanya jaringan, dan hanya digunakan pada saat itu saja, kita
tidak perlu repot-repot untuk mengurusi kabel-kabel yang akan
menghubungkan jaringan kita tersebut, dan membongkarnya kembali ketika
sudah tidak memerlukannya lagi.
Jaringan Ad-Hoc
Infrastruktur Wireless LAN
Infrasturktur
Wireless LAN adalah sebuah konfigurasi jaringan dimana jaringan
wireless tidak hanya berhubungan dengan sesama jaringan wireless saja.
Akan tetapi, berhubungan juga dengan jaringan wired (kabel). Agar
jaringan wireless dapat terhubung dengan jaringan wired, maka disini
digunakan Access Point.
Jaringan Infrastruktur
Terdapat 2 model arsitektur Wireless LAN (WLAN) infrastruktur, yaitu Basic Service Set (BSS) dan Extended Service Set (ESS).
Basic Service Set (BSS)
Basic
Service Set, satu set station yang berkomunikasi pada kanal yang sama
dan area yang sama. Basic Service Set merupakan suatu
konfigurasi wireless LAN dimana terdapat sebuah access point terhubung
pada jaringan wired dan station wireless. Basic Service Set terdiri dari
hanya satu access point dan satu atau lebih wireless client, seperti
terlihat pada gambar dibawah ini.
Extended Service Set (ESS)
Extended
Service Set, beberapa BSS membentuk ESS melalui jaringan kabel, atau
bisa juga dengan antena directional. Extended Service Set didefinisikan
sebagai sebuah konfigurasi Wireless LAN (WLAN) yang terdiri dari dua
atau lebih Basic Service Set (BSS) yang terhubung menjadi satu dalam
suatu Distribution System (DS). Suatu sistem ESS sedikitnya memiliki dua
Access Point, hal ini menyebabkan jangkauan area dari sistem wireless
tersebut menjadi luas.
1.2. Komponen Wireless LAN
Komponen Wireless LAN terdiri dari perangkat berikut ini :
Access Point
Pada
wireless LAN, device transceiver disebut sebagai Access Point (AP), dan
terhubung dengan jaringan kabel (wired) pada suatu lokasi yang tetap.
Tugas dari Access Point adalahmengirim dan menerima data serta berfungsi
sebagai buffer data antara wireless LAN dengan wired LAN.
Suatu
Access Point dapat melayani sejumlah user (tergantung metode akses yang
digunakan) untuk jarak sampai ratusan kaki (feet/ft). Umumnya antena
Access Point ditempatkan pada langit-langit ruangan, atau dimanapun
tergantung pada cakupan yang diinginkan.
Penggunaan Access Point dapat meningkatkan cakupan jaringan. Jarak jengkauan dapat mencapai hingga ratusan meter.
Client dan Access Point
Roaming adalah kemampuan client untuk berpindah tanpa kehilangan kontak dengan jaringan.
Multiple Access Point dan Roaming
Extension Point
Untuk
mengatasi berbagai problem khusus dalam topologi jaringan, designer
dapat menambahkan extension point untuk menambah cakupan jaringan.
Extension Point hanya berfungsi layaknya repeater untuk client ditempat
yang lebih jauh.
Penggunaan Extension Port
Antena
Antena
merupakan alat untuk mentransformasikan sinyal radio yang merambat pada
sebuah konduktor menjadi gelombang elektromagnetik yang merambat
diudara. Antena memiliki sifat resonansi sehingga antena dapat
beroperasi pada daerah tertentu. Ada dua tipe antena yang dapat
mendukung implementasi WLAN, yaitu Antena Omnidirectional dan Antena
Directional.
Antena Omnidirectional
Yaitu
jenis antena yang memiliki pola pancaran sinyal kesegala arah dengan
daya yang sama. Keuntungan dari antena jenis ini adalah dapat melayani
jumlah pengguna yang lebih banyak. Namun, kesulitannya adalah pola
pengalokasian frekuensi pada setiap sel agar tidak terjadi interferensi.
Penggunaan Antena Omnidirectional
Antena Directional
Yaitu
antena yang meiliki pola pemancaran sinyal dengan satu arah tertentu.
Antena ini idealnya digunakan sebagai penghubung antar gedung untuk
daerah yang mempunyai konfigurasi cakupan area yang kecil seperti pada
lorong-lorong yang panjang.
Penggunaan Antena Directional
Wireless LAN Adapter
User
mengakses wireless LAN melewati wireless LAN Adapter, yang
diimplementasikan sebagai card PC pada notebook (PCMIA Card) atau
sebagai card pada PC. Wireless LAN Adapter berfungsi sebagai inteface
antara sistem operasi jaringan client dengan format interface udara yang
digunakan.
Hardware wireless LAN yang ada dipasaran saat ini berupa :
- PCI
- USB
- PCMIA
- Compact Flash
- Embeded (tertanam) di Notebook atau PDA atau HP
Wireless LAN Card dalam bentuk USB
1.3. Standard / Spesifikasi WLAN
WiFi
dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Saat ini ada empat
variasi dai 802.11, yaitu: 802.11a, 802.11b, 802.11g, dan 802.11n.
Spesifikasi b merupakan produk pertama WiFi.
Spesifikasi Wireless LAN
Versi
WiFi yang paling luas sekarang ini (berdasarkan IEEE 802.11b/g)
beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz (2,4 GHz). Dengan begitu,
frekuensi operasi meliputi 11 channel, berpusat di frekuensi berikut :
-> Channel 1 - 2.412 MHz
-> Channel 2 - 2.417 MHz
-> Channel 3 - 2.422 MHz
-> Channel 4 - 2.427 MHz
-> Channel 5 - 2.432 MHz
-> Channel 6 - 2.437 MHz
-> Channel 7 - 2.442 MHz
-> Channel 8 - 2.447 MHz
-> Channel 9 - 2.452 MHz
-> Channel 10 - 2.457 MHz
-> Channel 11 - 2.462 MHz
IEEE 802.11
Standar
802.11 adalah standar pertama yang menerangkan tentang pengoperasian
Wireless LAN. Standar ini berisis semua teknologi transmisi yang
tersedia termasuk di dalamnya Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS),
Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS) dan Infrared. IEEE 802.11
adalah satu dari dua standar yang menerangkan tentang pengoperasian dari
Frequency Hopping pada sistem Wireless LAN. Standar 802.11 juga
menerangkan penggunaan dari sistem FHSS pada 1 dan 2 Mbps. 802.11
Compliant Product beroperasi pada 2,4GHz ISM Band antara 2.400 MHz dan
2.483,50 MHz
IEEE 802.11b
Digunakan
mulai akhir tahun 1999 dengan menggunakan frekuensi 2,4GHz. Maksimum
bandwidth yang bisa dicapai adalah 11 Mbps (Megabit per Second). Pada
koneksi ini, modulasi yang digunakan adalah DSSS. Kanal yang tidak
overlapping berjumlah 3, yaitu kanal 1, kanal 6, dan kanal 11. Protokol
ini kompatibel dengan tipe 802.11g jika tipe 802.11g beroperasi pada
mode mixed.
IEEE 802.11a
Digunakan
mulai akhir 2001 dengan menggunakan frekuensi 5GHz. Maksimum bandwidth
yang bisa dicapai adalah 54Mbps. Sementara modulasi sinyal yang
digunakan adalah OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing).
Kanal yang tidak overlapping berjumlah 12 (bisa lebih) dan tipe ini
tidak kompatibel dengan 802.11b maupun 802.11g
IEEE 802.11g
Digunakan
mulai pertengahan 2003 dengan menggunakan frekuensi 2,4GHz. Maksimum
bandwidth yang bisa dicapai sebesar 54Mbps. Modulasi yang digunakan
adalah OFDM. Kanal yang tidak overlapping berjumlah tiga buah. Protokol
ini kompatibel dengan tipe 802.11b.
IEEE 802.11n
802.11n
merupakan pengembangan dari versi 802.11 sebelumnya, dengan menambahkan
teknologi multiple-input multiple-output (MiMo). 802.11n beroperasi
pada band antara 2,4 ghz dan lebih rendah dari 5 Ghz. IEEE telah
menyetujui amandemen tersebut dan diterbitkan pada tanggal Oktober 2009.
Sebelum ratifikasi dirampungkan, perusahaan - perusahaan sudah mulai
migrasi ke jaringan 802.11n berdasarkan sertifikasi Wi-Fi Alliance's
sesuai dengan draft 2007 proposal 802.11n.
1.4. Aplikasi Wireless LAN
Secara
umum, aplikasi Wireless LAN dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
indoor dan outdoor. Di area indoor Wireless LAN banyak digunakan diarea
perkntoran (ruang rapat, ruang kerja), kampus (perpustakaan, ruang
seminar, ruang kelas), hot spot (kafe, executive longue, ruang tunggu,
kantin). Sedangkan outdoor Wireless LAN banyak dipakai untuk
menghubungkan antar gendung, jaringan di taman, perkotaan, tempat
parkir, dan lain sebagainya.
Penggunaan / Pengaplikasian Wireless LAN
2. WIMAX
Worldwide
Interoperability for Microwave Access (WiMAX) merupakan
standar industri yang bertugas menginterkoneksikan berbagai standar
teknis yang bersifat global menjadi satu kesatuan. WiMAX dan WiFi
dibedakan berdasarkan standar teknik yang bergabung didalamnya. WiFi
menggabungkan standar IEEE 802.11dengan ETSI HiperLAN yang merupakan
standar teknis yang cocok untuk keperluan WLAN, sedangkan WiMAX
merupakan penggabungan antara standar IEEE 802.16 dengan ETSI HiperMAN.
Standar keluaran IEEE banyak digunakan secara luas di daerah asalnya,
yaitu Eropa dan sekitarnya. Untuk dapat membuat teknologi ini digunakan
secara global, maka diciptakan WiMAX. Standar global yang dipakai di
dunia dapat digambarkan sebagai berikut :
standar-standar yang ada dengan spesifikasi yang mendukung komunikasi sampai tingkat MAN disatukan dengan standar WiMax.
Kedua
standar yang disatukan ini merupakan standar teknis yang
memiliki spesifikasi yang sangat cocok untuk menyediakan koneksi
berjenis broadband lewat media wireless atau broadband wireless access
(BWA). Pada masa mendatang, segala sesuatu yang berhubungan dengan
teknologi BWA kemungkinan akan diberi sertifikasi WiMAX. Standar WiMAX
dibentuk oleh gabungan-gabungan industri perangkat wireless dan
chip-chip komputer diseluruh dunia. Perusahaan besar ini bergabung
dalam suatu forum kerja yang merumuskan standar interkoneksi
antar teknologi BWA yang mereka miliki pada produk-produknya.
Berbeda
dengan WiFi yang hanya mencakup jaringan local yang kecil, kurang dari
50 meter, teknologi untuk WiMax sangat cocok untuk jaringan geografis
yang luas hingga ratusan kilometer. Gambar 3.2.1 menggambarkan perubahan
ukuran jaringan, teknologi WiMax mencakup : Wide Area Networks (WAN)
dan Metropolitan Area Networks (MAN). Teknologi Local Area Network (LAN)
seperti WiFi telah sukses mengantarkan data untuk jarak kurang dari 50
meter dan Personal Area Networks (PAN) seperti teknologi Bluetooth untuk
jarak sekitar kurang dari 10 meter.
Beberapa sumber mengartikan Teknologi WIMAX sebagai berikut:
- WiMax (Worldwide Interoperability for Microwave Access) adalah
standar Broadband Wireless Access dengan kemampuan menyediakan layanan
data berkecepatan tinggi. Teknologi WiMax merupakan pengembangan
dari tekologi WiFi yang didesain untuk kondisi non-LOS (non-Line Of
Sight).
- WiMax adalah standard Institute of
Electrical and Electronics Engineers (IEEE, lihat http://www.ieee.org),
yaitu 802.16-2004 (aplikasi fixed wireless) dan 802.16e-2005 (mobile
wireless). - [http://wimax.com]
- WiMax adalah
sebuah nama dagang sebuah rumpun teknologi Metropolitan Area Network
(MAN) yang diprommosikan oleh WiMax Forum, yaitu kelompok vendor yang
mengembangkan dan memproduksi peralatan yang mengimplementasikan standar
IEEE seri 802.16. Atau WiMax juga dapat lebih dikenal dengan sebutan
family of standards. Yang saling tidak kompatibe, seperti halnya
keluarga standard 3G ITU-IMT2000 (International Telecommunication Union,
International Mobile Telecommunication). - [Kelompok Keahlian Teknologi
Informasi ITB]
- WiMax merupakan salah satu
teknologi yang mampu memberikan layanan data dengan kecepatan sampai
dengan132 Mbps. Yang menggunakan standard IEEE 802.16, 802.16a (Fixed
Wireless Access), 802.16e (Mobile Wireless Access) Yang dimana dengan
kecepatannya tersebut maka standard IEEE 802.16 dapat digunakan untuk
hubungan antar backhaul yang bersifat line if sight (LOS). Sedangkan
standard IEEE 802.16a mampu memberikan kecepatan akses17Mbps sampai
dengan 70Mbps yang akan digunakan untuk link antar sel dalam satu
cluster, serta hubungan Base Station sampai kesisi user. - [Wireless MAN
Planning Using WiMax – STT Telkom]
2.1 Standar IEEE 802.16 (Standarisasi WIMAX)
Pada
awalnya standard IEEE 802.16 beroperasi pada frekuensi 10 – 66 GHz dan
memerlukan tower line of sight. Tetapi pengembangan IEEE 802.16a yang
disahkan pada bulan Maret 2004, menggunakan frekuensi yang lebih rendah
yaitu sebesar 2–11GHz, sehingga mudah diatur. Dan tidak memerlukan
line-of-sight. Cakupan area yang dapat dicoverage sekitar 50km dan
kecepatan transfer data sebesar 70Mbps. Pengguna tidak akan kesulitan
dalam mengulur berbagai macam kabel. Apalagi WiMax mampu menangani
hingga ribuan pengguna sekaligus.
2.2 Ide Kemunculan WIMAX
Banyak pencicilan untuk pembentukan WiMAX ForumTM
u2122 dan anggota pendiri WiMAX Forum, yang berkomitmen awal untuk
proses menciptakan sebuah badan standar kolaboratif. Sebagai anggota
pendiri WiMAX Forum, Intel diakui bahwa ekosistem yang berkembang dengan
baik yang diperlukan untuk mendorong adopsi dan dengan demikian
mendorong lebih rendah biaya hardware. Intel ini juga berperan dalam
mendapatkan silikon lain produsen chip terlibat produk yang akan
membentuk inti dari teknologi WiMAX.
2.3 Elemen dan Konfigurasi WIMAX
Elemen/
perangkat WiMAX secara umum terdiri dari BS di sisi pusat dan CPE di
sisi pelanggan. Namun demikian masih ada perangkat tambahan seperti
antena, kabel dan asesoris lainnya.
Base Station (BS)
Merupakan
perangkat transceiver (transmitter dan receiver) yang biasanya dipasang
satu lokasi (colocated) dengan jaringan Internet Protocol (IP). Dari BS
ini akan disambungkan ke beberapa CPE dengan media interface gelombang
radio (RF) yang mengikuti standar WiMAX. Komponen BS terdiri dari:
- NPU (networking processing unit card)
- AU (access unit card)up to 6 +1
- PIU (power interface unit) 1+1
- AVU (air ventilation unit)
- PSU (power supply unit) 3+1
Antena
Antena yang berbeda jenis yang dirancang untuk aplikasi yang berbeda.
Antena
WiMAX, seperti antena mobil radio, telepon seluler, FM radio atau TV,
dirancang untuk mengoptimalkan kinerja untuk aplikasi tertentu. Gambar
di atas menggambarkan tiga jenis utama dari antena digunakan dalam
penyebaran WiMAX. Dari atas ke bawah omni directional, sektor dan panel
antena masing-masing memiliki fungsi khusus. Antena yang dipakai di BS
dapat berupa sektor 60°, 90°, atau 120° tergantung dari area yang akan
dilayani.
Omnidirectional Antenna
Omni directional antennadigunakan untuk point-to-multipoint konfigurasi. Kelemahan utama dengan omni directional antenna
adalah bahwa energi yang sangat menyebar dalam luas-casting 360
derajat. Ini membatasi jangkauan dan kekuatan sinyal pada akhirnya. Omni directional antenna
baik untuk situasi di mana terdapat banyak pelanggan yang terletak
sangat dekat dengan stasiun base. Contoh omni directional aplikasi
adalah hotspot WiFi yang mana kisaran berjarak kurang dari 100 meter dan
pelanggan terkonsentrasi di daerah kecil
Sector Antenna
Sebuah
antena sektor, dengan memfokuskan sinar di area yang lebih terfokus,
menawarkan berbagai dan throughput dengan energi yang lebih besar.
Banyak operator akan menggunakan sektor antena untuk menutupi
360-derajat cakupan daripada menggunakan antenna Wireless omni
directional karena unggul per-formance sektor antena selama omni
directional antena.
Panel Antenna
Antena
panel ini biasanya panel datar sekitar satu kaki persegi. Mereka juga
dapat konfigurasi yang mana berpotensi WiMAX radio yang terkandung dalam
kandang persegi antena. Konfigurasi seperti yang didukung melalui kabel
Ethernet yang menghubungkan kombinasi radio/antena ke jaringan lebih
luas. Sumber daya yang dikenal sebagai Power over Ethernet (PoE). Ini
arus penyebaran karena tidak perlu rumah radio di kandang yang terpisah,
tahan cuaca jika di luar ruangan atau di dalam lemari kabel jika di
dalam ruangan. Konfigurasi ini juga dapat sangat berguna untuk relay.
Subscriber Station (SS)
Secara
umum Subscriber Station (SS) atau (Customer Premises Equipment) CPE
terdiri dari Outdoor Unit (ODU) dan Indoor Unit (IDU), perangkat
radionya ada yang terpisah dan ada yang terintegrasi dengan antena.
Point-to-point (P2P)
Point-to-point digunakan
dimana terdapat dua poin menarik, yaitu satu pengirim dan satu
penerima. Ini juga merupakan sebuah skenario untuk backhaul atau
transportasi dari sumber data (data center, fasilitas co-lo, serat POP,
kantor pusat, dll) untuk pelanggan atau untuk titik untuk distribusi
menggunakan titik multipoint arsitektur. Radio backhaul terdiri dari
sebuah industri mereka sendiri dalam industri nirkabel. Sebagai
arsitektur panggilan untuk berkas yang sangat terfokus antara dua titik
berbagai dan throughput titik-ke titik radio akan lebih tinggi dari
produk point-to-multipoint.
Point-to-Multipoint (PMP)
Seperti
yang terlihat pada gambar di atas, point-to-multipoint ini identik
dengan distribusi. Satu stasiun base bisa Layanan ratusan pelanggan yang
berbeda dalam hal bandwidth dan layanan yang ditawarkan.
Line of sight (LOS) atau Non-line of sight (NLOS)?
Sebelumnya
teknologi nirkabel (LMDS, MMDS misalnya) tidak berhasil di pasar massal
seperti mereka tidak bisa memberikan layanan dalam skenario
bebas-line-of-sight. Ini terbatas jumlah pelanggan yang mereka bisa
mencapai dan mengingat tingginya biaya stasiun base dan CPE, rencana
bisnis mereka gagal. WiMAX fungsi terbaik di garis pandang situasi,
tidak seperti teknologi itu sebelumnya, menawarkan rentang yang dapat
diterima dan throughput untuk pelanggan yang tidak line of sight pada
stasiun base. Bangunan antara stasiun base dan pelanggan mengurangi
berbagai throughput, tetapi di lingkungan perkotaan, sinyal masih akan
cukup kuat untuk memberikan layanan yang memadai. Mengingat WiMAX
memiliki kemampuan untuk memberikan layanan bebas-line-of-sight,
penyedia layanan WiMAX dapat mencapai banyak pelanggan di bangunan
perkantoran tinggi untuk mencapai harga murah per pelanggan karena
begitu banyak pelanggan dapat dicapai dari satu base station.
2.4 Varian - varian WIMAX
Varian-varian
WiMax dimaksudkan untuk mengembangkan performance dan kemampuan dari
teknologi yang digunakannya, agar menjadi lebih hebat dan dapat meluas
penggunaannya. Untuk mengembangkan jangkauan dan daya jualnya,
maka standar IEEE 802.16 direvisi menjadi IEEE 802.16a. standar teknis
IEEE 802.16a inilah yang banyak digunakan oleh perangkat-perangkat
dengan sertifikasi WiMax.
Selain IEEE 802.16a. varian lainnya
adalah IEEE 802.16b yang banyak menekankan segala keperluan dan
permasalahan dengan Quality of Service (QoS), IEEE 802.16c banyak
menekankan pada interoperability dengan protkol-protokol lain. IEEE
802.16d merupakan revisi dari IEEE 802.16c ditambah dengan kemampuan
untuk access point, serta IEEE 802.16d menekankan pada masalah
mobilitas. Varian-varian standar IEEE 802.16 dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Varian-varian standar IEEE 802.16
2.5 Teknologi Mobile WIMAX
Mobile
WiMAX merupakan solusi broadband wireless yang memungkinkan konfergensi
jaringan mobile dan fixed broadband melalui satu teknologi akses radio
yang luas dan arsitektur jaringan yang fleksibel. Air interface pada
Mobile WiMAX menerapkan Orthogonal Frequency Division Multiple Access
(OFDMA) untuk memperoleh performa multi-path yang lebih baik pada
lingkungan yang Non Line Of Sight (NLOS). Untuk mendukung bandwidth
kanal yang berkembang (scalable) dari 1,25 MHz ke 20 MHz, IEEE 802.16e
mengenalkan Scalable-OFDMA (SOFDMA), Mobile Technical Group (MTG) pada
WiMAX Forum sedang mengembangkan profil sistem Mobile WiMAX yang
memungkinkan sistem mobile dikonfigurasikan.
Profil Sistem Mobile WIMAX
Arsitektur Mobile WiMAX
Menurut WiMAX Forum, arsitektur Mobile WiMAX terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu:
• User Terminal yang digunakan oleh end-user untuk mengakses jaringan.
•
Access Service Network (ASN) yang terdiri dari satu atau lebih BS dan
satu atau lebih ASN gateway yang membentuk jaringan akses radio.
• Connectivity Service Network (CSN) yang menyediakan konektivitas IP dan semua fungsi core Network Internet Protocol.
Arsitektur Mobile WIMAX
Network
Working Group (NWG) WiMAX Forum merupakan organisasi yang mempunyai
kewenangan untuk merancang arsitektur jaringan dan protocol Mobile WiMAX
dengan air interface yang telah distandarkan oleh IEEE 802.16e. WiMAX
NGW mendefinisikan beberapa entity dalam jaringan Mobile WiMAX:
• Base Station (BS)
Base
Station memiliki fungsi utama yaitu membangun hubungan dengan mobile
station. BS juga memiliki fungsi lain yaitu mengatur micromobility
management seperti proses handover, radio resource management.
• Access Service Network - Gateway (ASN-GW)
ASN-GW
berfungsi untuk mengatur location management dan paging intra-ASN,
mengatur AAA pelanggan, serta menjalankan fungsi mobile IP.
• Connectivity Service Network (CSN)
Berfungsi menyediakan konektivitas ke internet, ASP dan fungsi jaringan umum lainnya.
2.6 WIMAX di Indonesia
Di
Indonesia, izin prinsip penyelenggaraan jaringan WiMAX di frekuensi 2,3
GHz diberikan melalui proses lelang yang diselenggarakan oleh
Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Depkominfo yang hasilnya
diumumkan pada 16 Juli 2009. Hasil lelangnya adalah:
Hasil Lelang WIMAX
3. LTE (Long Term Evolution)
Istilah
LTE pertama kali diperkenalkan oleh 3GPP untuk memulai tahap evolusi
berikutnya dalam sistem komunikasi mobile yang berdasarkan pada
teknologi Orthogonal Frekuensi Division Multiplexing (OFDM). LTE digunakan untuk menyediakan solusi all-IP
pada arsitektur jaringannya. LTE memiliki kemampuan untuk beroperasi
pada mode FDD ataupun TDD. Tidak seperti UMTS, LTE tidak mendukung soft andover. LTE memberdayakan operator untuk mencapai tingkat puncak uplink dan downlink,
meningkatkan efisiensi spektrum, dan mengurangi CAPEX dan OPEX.Jaringan
inti LTE didasarkan padasolusi all-IP, dan tidak seperti GSM/UMTS,
tidak ada elemen jaringan yang terpisah.Pada LTE circuit-switching
hadir dijaringan inti. Perubahan siginifikan dibandingkan standar
sebelumnya meliputi 3 hal utama, yaitu air interface, jaringan radio
serta jaringan core.
Menurut IMT
Advanced (International Mobile Telecommunications Advanced), LTE tidak
sepenuhnya sesuai dengan persyaratan 4G. Layanan LTE pertama di dunia
dibuka oleh TeliaSonera di dua kota Skandinavia yaitu Stockholm dan Oslo pada 14 Desember 2009. LTE adalah satu set perangkat tambahan ke Universal Mobile Telecommunications System (UMTS) yang diperkenalkan pada 3rd Generation Partnership Project (3GPP) Release 8 dan juga merupakan evolusi teknologi 1xEV-DO sebagai bagian dari roadmap standar 3GPP2.
Teknologi
LTE sendiri merupakan pengembangan teknologi dari aplikasi GSM dan CDMA
yang sudah ada di Indonesia saat ini. Bila pada GSM (2G), berevolusi
menjadi GPRS (2,5G), yang dilanjutkan dengan EDGE, serta EDGE Evolved.
Maka di WCDMA (3G), berevolusi menjadi HSPA (3,5G) dan HSPA+, maka
solusi berikutnya adalah penggunaan LTE yang mempunyai layanan kapasitas
gigabytes di atas semuanya.
Evolusi system komunikasi 3GPP
LTE
juga secara dramatis menambah kemampuan jaringan untuk mengoperasikan
fitur Multimedia Broadcast Multicast Service (MBMS), bagian dari 3GPP
Release 6, dimana kemampuan yang ditawarkan dapat sebanding dengan DVB-H
dan WiMAX .LTE dapat beroperasi pada salah satu pita spektrum seluler
yang telah dialokasikan yang termasuk dalam standar IMT-2000 (450, 850,
900, 1800, 1900, 2100 MHz) maupun pada pita spektrum yang baru seperti
700 MHz dan 2,5 GHz.
Sesuai spesifikasi release 8, jaringan
inti yang berkembang dikenal sebagai EPC, dan menyediakan jaringan inti
all-IP untuk LTE. Berbeda dengan multidomain jaringan inti UMTS (packet-switched dan circuit-switched), EPC menggunakan domain IP tunggal paket-switched. Sebuah domain IP tunggal dalam jaringan inti secara signifikan meningkatkan kinerja jaringan untuk layanan real time dan non real-time. EPC memfasilitasi koneksi IP end-to-end
dari UE untuk setiap perangkat akhir atau pada jaringan. Menurut
spesifikasi 3GPP, sebuah EPC terdiri dari bagian-bagian berikut :
- Mobility Management Entity (MME)
- Serving Gateway (SG)
- Packet Data Network (PDN) Gateway (PGW)
- Policy and Charging Rules Function (PCRF)
- Home Subscription Server (HSS)
Evolusi Jaringan 3G ===> LTE
3.1 Tujuan Desain LTE
LTE Physical Layer (PHY) di desain dengan tujuan sebagai berikut :
1. Mendukung skalabilitas bandwidth 1.25, 2.5, 5.0, 10.0, dan 20.0 MHz
2. Tingkat petak data berskala dengan sistem bandwidth
a. Downlink (2 Ch MIMO) peak rate 100 Mbps pada Channel 20 MHz
b. Uplink (Single Ch Tx) peak rate 50 Mbps pada Channel 20 MHz
3. Konfigurasi Antenna Pendukung
a. Downlink: 4x2, 2x2, 1x2, 1x1
b. Uplink: 1x2, 1x1
4. Efisiensi Spektrum
a. Downlink: 3 to 4 x HSDPA Rel. 6
b. Uplink: 2 to 3 x HSUPA Rel. 6
5. Latency
a. C-Panel: <50 - 100 msec untuk membangun U-Plane
b. U-Panel: <10 msec dari UE ke server
6. Mobility
a. Optimal untuk Low Speed (<15 Km/h)
b. Performansi yang tinggi pada kecepatan sampai 120 Km/h
c. Pemeliharaan hubungan pada kecepatan sampai 350 Km/h
7. Cakupan/Jangkauan
a. Full Peformance sampai 5 km
b. Sedikit penurunan kinerja pada 5 - 30 km
c. Operasi sampai 100 km tidak harus dihalangi oleh standar
Ada empat teknologi kunci yang membuat LTE dapat memberikan kemampuan lebih, yaitu:
- Orthogonal frequency division multiple access-OFDMA (DL) / Single carrier frequency division multiple access-SC-FDMA (UL)
- Selain teknik modulasi yang robust, OFDMA dapat meningkatkan spektral
efisiensi sedangkan SC-FDMA memiliki keunggulan dalam efisiensi daya.
Selain itu, penggunaan kedua teknik multiple access tersebut membuat
rancangan Rx lebih sederhana sehingga harga user equipment (UE) menjadi
lebih murah.
TeknologiLTE Menggunakan OFDM-based pada suatu air interface yang
sepenuhnya baru yang merupakan suatu langkah yang radikal dari 3GPP.
Merupakan pendekatan evolusiner berdasar pada peningkatan advancedari CDMA.
Teknologi OFDM-based dapat mencapai data rates yang
tinggi dengan implementasi yang lebih sederhana menyertakan biaya
relatif lebih rendah dan efisiensi konsumsi energi pada perangkat
kerasnya.
Orthogonal Frequency Division Multiple Access (OFDMA)
- LTE mendukung teknik MIMO untuk mengirimkan data pada sinyal path secara terpisah yang menduduki bandwidth RF yang sama pada waktu yang sama, sehingga dapat mendorong pada peningkatan data rates dan throughput. Sistem antena MIMO merupakan metode pada suatu layanan broadband sistem wireles memiliki kapasitas lebih tinggi serta memiliki performa dan keandalan yang lebih baik.
MIMO
adalah salah satu contoh teknologi dengan kualitas yang baik dari LTE
pada kecenderungan teknologi yang berkembang saat ini. Saat ini fokus
adalah untuk menciptakan frekuensi yang dapat lebih efisien. Teknologi
seperti MIMO dapat menghasilkan frekuensi yang efisien yaitu dengan
mengirimkan informasi yang sama dari dua atau lebih pemancar terpisah
kepada sejumlah penerima, sehingga mengurangi
informasi yang hilang dibanding bila menggunakan system transmisi
tunggal. Pendekatan lain yang akan dicapai pada system MIMO adalah
teknologi beam forming yaitu mengurangi gangguan interferensi dengan cara mengarahkan radio links pada penggunaan secara spesifik.
- Flat IP Architecture
- Peningkatan spesifikasi pada elemen Radio Access Network (RAN) dan Radio Access Control (RAC) untuk
meningkatkan performansi jaringan. Penggunaan OFDM dan MIMO yakni untuk
mendukung berbagai kondisi, seperti mobilitas pengguna, baik yang
bergerak dengan kecepatan tinggi (mobile) atau pun yang berkecepatan
rendah (nomadic), jenis trafik (data atau suara), atau batasan cakupan
(cellcentre/boundary), maka dikembangkanlah teknik-teknik yang
mengkombinasikan beberapa akses jamak (hybrid multiple access).
3.2 Arsitektur LTE
Arsitektur UMTS dan LTE
LTE
release 8 sangat terkait dengan evolusi arsitektur 3GPP yang disebut
proyek system architecture evolution (SAE) yang menghasilkan Evolved
Packet System (EPS). EPS terdiri atas evolved packet core (EPC) dan
Evolved UTRAN (E-UTRAN). EPC dapat pula terhubung ke jaringan radio
akses lain baik yang menggunakan standar 3GPP maupun bukan 3GPP.
Logical
Nodes dan koneksi interface antar node yang diperlukan untuk menggelar
jaringan LTE. Beberapa node dan element interface lain diperlukan untuk
koneksi antara LTE dengan jaringan lain seperti interoperability ke
jaringan 2G/3G. Secara keseluruhan jaringan arsitektur LTE sama dengan
teknologi GSM dan UMTS. Secara mendasar, jaringan di bagi menjadi bagian
jaringan radio dan bagian jaringan inti. Walaupun begitu, jumlah bagian
jaringan logis dikurangi untuk melangsingkan aristektur secara
keseluruhan dan mengurangi biaya serta latensi di dalam jaringan.
3.3 Fitur -Fitur dan Layanan LTE
Fitur -fitur yang ada pada LTE
Layanan LTE
3.4 Kekurangan Teknologi LTE
Kekurangan
yang dimiliki oleh teknologi LTE antara lain adalah biaya untuk
infrastruktur jaringan baru realtif mahal. Selain itu jika jaringan
harus diperbaharui maka peralatan baru harus diinstal.
Selain
itu teknologi LTE menggunakan MIMO (Multiple Input Multiple Output),
teknologi yang memerlukan antena tambahan pada pancaran pangakalan
jaringan untuk transmisi data. Sebagai akibatnya jika terjadi
pembaharuan jaringan maka pengguna perlu memebeli mobile device baru
guna mengguna infrastruktur jaringan yang baru.
3.5 LTE di Indonesia
Teknologi
LTE yang telah diuji coba oleh beberapa operator di Indonesia bukanlah
merupakan teknologi 4G yang sebenarnya. Teknologi yang telah diuji coba
di Indonesia merupakan LTE release – 8 yang baru memenuhi spesifikasi
3GPP tapi belum memenuhi spesifikasi IMT-advanced.
3
operator yang sudah tercatat melakukan uji coba teknologi LTE adalah
Telkomsel, Indosat dan XL Axiata. Walaupun begitu LTE bisa diturunkan
kepasaran kurang lebih sekitar dua tahun lagi. Mengingat pemerintah yang
sedang berkonsentrasi kepada teknologi WiMAX yang baru-baru ini
diadopsi Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar