Teknologi jaringan telekomunikasi fourth-generation technology (4G)
kian santer diberitakan. Beberapa operator telekomunikasi Tanah Air
sedang 'berlomba-lomba' menunjukkan kepada pelanggan bahwa perusahaan
siap menyediakan layanan telekomunikasi dengan dukungan jaringan 4G.
Pada Maret 2013, di gelar acara bertajuk "4G: New Tech, New Service, New Needs" yang mempertemukan beberapa operator telekomunikasi di Indonesia. Perusahaan layanan komunikasi jarak jauh ini mengukuhkan kesiapan mereka untuk meluncurkan teknologi jaringan 4G LTE (Long Term Evolution) di Indonesia.
Tingginya penggunaan layanan data juga semakin mendorong para pemain di industri telekomunikasi untuk mendukung penuh diterapkannya 4G LTE di Indonesia. Sebab, teknologi yang semakin mumpuni memungkinkan akses informasi yang lebih cepat untuk masyakarat.
Beberapa operator mulai menguji coba teknologi 4G LTE ini agar segera dapat diimplementasikan. Operator seperti XL akan menguji coba jaringan 4G beberapa pekan ke depan, begitu juga Telkomsel yang akan menggelar uji coba 4G LTE di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) pada 1 sampai 8 Oktober 2013 di Bali.
Keunggulan 4G LTE
LTE dipasarkan dengan nama 4G LTE, yang merupakan standar komunikasi nirkabel dengan data berkecepatan tinggi untuk telefon genggam dan terminal data. 4G LTE berbasis teknologi jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSPA yang meningkatkan kapasitas dan kecepatan.
Teknologi ini mampu menawarkan kecepatan unduh sampai dengan tingkat 300mbps dan upload 75mbps. Teknologi ini diusulkan pertama kali oleh NTT DoCoMo dari Jepang pada 2004. Layanan LTE pertama kali dibuka oleh perusahaan TeliaSonera di Stockholm dan Oslo pada 14 Desember 2009.
Beberapa handset atau smartphone harus memiliki dukungan terhadap 4G LTE untuk bisa mendapatkan layanan akses internet berkecepatan tinggi dari teknologi tersebut.
Wikipedia menerangkan, LTE menggunakan Orthogonal Frequency Division Mutiplexing (OFDM) yang mentransmisikan data melalui banyak operator spektrum radio. OFDM melakukan transmisi dengan cara membagi aliran data menjadi banyak aliran-aliran yang lebih lambat yang ditransmisikan secara serentak, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya efek 'multi path'.
Teknologi ini meningkatkan kecepatan transmisi secara keseluruhan. Channel transmisi yang digunakan LTE diperbesar dengan cara meningkatkan kuantitas jumlah operator spektrum radio tanpa mengganti parameter channel spektrum radio itu sendiri. LTE harus bisa beradaptasi sesuai jumlah bandwith yang tersedia.
LTE mengadopsi pendekatan all-IP. Dengan demikian, teknologi ini menyederhanakan rancangan dan implementasi dari antarmuka LTE, jaringan radio dan jaringan inti, hingga memungkinkan industri nirkabel untuk beroperasi secara 'fixed-line network'.
Pada Maret 2013, di gelar acara bertajuk "4G: New Tech, New Service, New Needs" yang mempertemukan beberapa operator telekomunikasi di Indonesia. Perusahaan layanan komunikasi jarak jauh ini mengukuhkan kesiapan mereka untuk meluncurkan teknologi jaringan 4G LTE (Long Term Evolution) di Indonesia.
Tingginya penggunaan layanan data juga semakin mendorong para pemain di industri telekomunikasi untuk mendukung penuh diterapkannya 4G LTE di Indonesia. Sebab, teknologi yang semakin mumpuni memungkinkan akses informasi yang lebih cepat untuk masyakarat.
Beberapa operator mulai menguji coba teknologi 4G LTE ini agar segera dapat diimplementasikan. Operator seperti XL akan menguji coba jaringan 4G beberapa pekan ke depan, begitu juga Telkomsel yang akan menggelar uji coba 4G LTE di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) pada 1 sampai 8 Oktober 2013 di Bali.
Keunggulan 4G LTE
LTE dipasarkan dengan nama 4G LTE, yang merupakan standar komunikasi nirkabel dengan data berkecepatan tinggi untuk telefon genggam dan terminal data. 4G LTE berbasis teknologi jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSPA yang meningkatkan kapasitas dan kecepatan.
Teknologi ini mampu menawarkan kecepatan unduh sampai dengan tingkat 300mbps dan upload 75mbps. Teknologi ini diusulkan pertama kali oleh NTT DoCoMo dari Jepang pada 2004. Layanan LTE pertama kali dibuka oleh perusahaan TeliaSonera di Stockholm dan Oslo pada 14 Desember 2009.
Beberapa handset atau smartphone harus memiliki dukungan terhadap 4G LTE untuk bisa mendapatkan layanan akses internet berkecepatan tinggi dari teknologi tersebut.
Wikipedia menerangkan, LTE menggunakan Orthogonal Frequency Division Mutiplexing (OFDM) yang mentransmisikan data melalui banyak operator spektrum radio. OFDM melakukan transmisi dengan cara membagi aliran data menjadi banyak aliran-aliran yang lebih lambat yang ditransmisikan secara serentak, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya efek 'multi path'.
Teknologi ini meningkatkan kecepatan transmisi secara keseluruhan. Channel transmisi yang digunakan LTE diperbesar dengan cara meningkatkan kuantitas jumlah operator spektrum radio tanpa mengganti parameter channel spektrum radio itu sendiri. LTE harus bisa beradaptasi sesuai jumlah bandwith yang tersedia.
LTE mengadopsi pendekatan all-IP. Dengan demikian, teknologi ini menyederhanakan rancangan dan implementasi dari antarmuka LTE, jaringan radio dan jaringan inti, hingga memungkinkan industri nirkabel untuk beroperasi secara 'fixed-line network'.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar