Tak terasa, sistem mirrorless sudah berusia 4 tahun. Pertama kalinya,
sistem ini diperkenalkan oleh Panasonic dan Olympus dengan meluncurkan
kamera mirrorless pertama mereka yaitu Panasonic G1 dan Olympus PEN EP1.
Kedua sistem ini bergabung bersama beberapa produsen lensa dan kamera
lain untuk membentuk konsorsium yang dinamakan micro four thirds system.
Belakangan ini Olympus dan Panasonic mengenalkan generasi terbaru
kamera mirrorles yaitu Olympus PEN EP5 dan Panasonic G6. Membaca
pengumuman ini, saya merasa waktu cepat sekali berlalu.
Tidak lama kemudian produsen kamera lain pun ikut-ikutan membuat
kamera bersistem mirrorless, antara lain: Sony NEX, Samsung NX, Fuji X,
Nikon 1, dan Canon EOS-M.
Konsep sistem kamera mirrorless memang kuat, yaitu memprioritaskan ke
ukuran dan berat yg ringan dan kecil tapi kualitas foto yang dihasilkan
setara dengan yang dihasilkan sebagian besar kamera DSLR, dan kamera
mirrorless ini juga bisa gonta-ganti lensa. Posisi sistem mirrorless
berada diantara kamera smartphone/compact dan DSLR. Tidak terlalu besar,
tidak terlalu kecil. Banyak kamera sistem mirrorless telah dilengkapi
oleh WiFi, tapi tidak sefleksibel kamera ponsel karena hasil fotonya
tidak bisa diupload langsung ke jejaring sosial favorit seperti
facebook, flickr, dll.
Alasan munculnya sistem ini muncul adalah kebanyakan orang tidak
menyukai membawa kamera DSLR yang besar berat, jadi dibuatlah sistem
kamera dan lensa yang berukuran lebih kecil. Caranya dengan
menghilangkan prisma jendela bidik, dan cermin yang membuat kamera DSLR
tebal dan berat.
Dalam perkembangannya, sistem mirrorless secara umum telah meningkat
cukup banyak. Dari kecepatan autofokusnya, kualitas layar LCD dan
jendela bidik elektroniknya, dan koleksi lensa-lensa juga meningkat
kualitas dan jumlahnya meski belum selengkap dan secepat sistem kamera
DSLR. Untuk kinerja autofokusnya, kinerja sebagian besar kamera
mirrorless masih lebih lambat daripada sistem autofokus DSLR yang sudah
teruji.
Meski mengalami perkembangan yang cukup pesat, dan keunggulan di sisi
ukuran dan berat, sistem mirrorless ini belum dapat menyamai atau
menggantikan volume penjualan sistem kamera DSLR. Kuartal pertama tahun
2013. Jumlah pengiriman kamera mirrorless sebanyak 603,532 unit.
Sedangkan jumlah pengiriman kamera DSLR di kuartal yang sama berjumlah
2,600,765 unit.
Banyak faktor yang menyebabkan mengapa sistem kamera DSLR belum
tergantikan, tapi yang paling penting yang harus diatasi sistem kamera
ini adalah masalah persepsi pembeli. Di kacamata awam, mirrorless
kualitasnya masih dibawah sistem kamera DSLR, dan memperparah keadaan,
kamera mirrorless kebanyakan dijual dengan harga yang diatas kamera
DSLR.
Di mata kaum profesional atau amatir yang serius, mirrorless masih
berperan sebagai kamera “main-main” yang dibawa untuk memotret yang
tidak serius atau bukan untuk pekerjaan profesional. Saat memotret
hal-hal yang serius, fotografer berpengalaman masih memilih sistem
kamera DSLR. meskipun hampir semua merek kamera kini memiliki sistem
mirrorless.
Untuk bisa memenangi hati para fotografer, insinyur-insinyur yang
merancang kamera dan lensa sistem ini memiliki pe-er yang tidak sedikit.
Untuk menarik minat hati fotografer yang saat ini mengunakan kamera
DSLR, mereka perlu menyiapkan lebih banyak lensa berkualitas tinggi
setidaknya setara dengan lensa seri L Canon atau lensa bercincin emasnya
Nikon. Selain itu, memasukkan jendela bidik optik seperti yang telah
dilakukan kamera Fuji seri X. Satu lagi, yaitu menggarap kamera dengan
sensor berukuran setara dengan kamera DSLR full frame.
Untuk menarik pengguna compact dan smartphone, mereka harus
memudahkan koneksi dan upload foto ke jejaring sosial populer,
memberikan lebih banyak opsi untuk olah digital di dalam kamera, dan
yang paling penting, menurunkan harga yang saat ini masih relatif
tinggi. Mari kita sama-sama ikuti perkembangan atau kejutan apa lagi
yang diantarkan oleh sistem mirrorless lima tahun kedepan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar