Apakah yang dimaksud dengan SSD? Bagaimana cara kerjanya? Jika kamu
ingin mengetahui mengenai teknologi yang satu ini, JalanTikus akan
memberikan penjelasan singkat pada artikel kali ini.
Untuk mempermudah penjelasan ini, memori komputer dapat dibagi menjadi 3
bagian : cache, memori dan hard disk. Masing-masing bagian ini memiliki
fungsi penting yang menentukan cara kerjanya.
Cache adalah bagian yang terdapat paling dalam. Saat beroperasi,
komputer menggunakan cache untuk menjalankan berbagai kalkulasi dan
prosedur. Karena cache merupakan bagian yang paling penting, alur
elektrik menuju cache adalah yang paling dekat, artinya akses data
terjadi seketika.
Memory adalah bagian tengah, dikenal dengan sebutan RAM atau Random Access Memory.
Disini, komputer akan menyimpan berbagai informasi yang berhubungan
dengan program dan proses yang sedang berjalan. Akses ke memori ini
lebih lambat daripada ke cache.
Hard disk adalah bagian dimana semua disimpan secara permanen. Disini,
berbagai file, konfigurasi, dokumen, file musik, video dan sebagainya
disimpan. Saat kamu ingin mengakses sebuah file atau menjalankan
program, komputer akan menjalankan file tersebut dari hard disk ke
memori.
Penjelasan singkat diatas diperlukan untuk mengetahui adanya perbedaan
kecepatan. Cache dan memory diakses dan beroperasi dengan sangat cepat,
hampir seketika dan dalam hitungan nanosecond, sementara hard disk
beroperasi dalam millisecond. Hal ini disebabkan karena hard disk perlu
berputar terlebih dahulu sampai menemukan lokasi dimana file yang ingin
diakses tersebut berada.
Artinya, sebelum dapat beroperasi, komputer perlu menunggu proses hard
disk. Intinya, hard disk adalah kelemahan dari ketiga memori diatas.
Tidak peduli seberapa cepat cache dan RAM yang kamu miliki pada
komputer, kecepatan tersebut dibatasi oleh kemampuan atau kecepatan hard
disk. Disinilah teknologi SSD berperan. SSD dapat beroperasi lebih
cepat sehingga mengurangi waktu loading ketika komputer beroperasi.
Solid-state drive menggunakan tipe memori yang disebut ‘flash-memory’,
mirip dengan RAM. Namun, tidak seperti RAM yang tidak menyimpan data
saat komputer dimatikan, memori SSD tetap ada bahkan ketika komputer
tidak sedang dinyalakan.
Jika kamu melihat bagian atau komponen pada hard disk, kamu akan
melihat semacam piringan magnet dengan jarum yang membaca data, mirip
dengan konsep sebuah piringan hitam. Sebelum jarum tersebut menulis atau
membaca, piringan tersebut harus berputar hingga pada lokasi yang
sesuai.
SSD menggunakan semacam jaringan sel elektrik yang dengan cepat mengirim
dan memanggil data. Jaringan listrik ini terbagi menjadi bagian-bagian
yang disebut “pages”, dimana “pages” atau halaman ini merupakan tempat
dimana data disimpan. “Pages” ini kemudian dijadikan satu untuk
membentuk “block”.
Penjelasan diatas diperlukan untuk mengerti konsep SSD, dimana SSD hanya
bisa menulis data pada page kosong di sebuah block. Pada hard disk,
data akan ditulis pada lokasi dimana piringan magnetic saat itu berada.
Artinya, sebuah data dapat dengan mudah di-overwrite. SSD tidak bisa
langsung menimpa data yang sudah ada. Pertama-tama SSD perlu mencari
page yang kosong dalam sebuah block, kemudian menuliskan data tersebut
pada page yang kosong.
Lalu bagaimana cara konsep penghapusan data pada SSD? Saat page dalam
sebuah block ditandai sebagai file yang tidak berguna, SSD akan
mengambil blok tersebut dan menghapus blok tersebut seluruhnya.
Saat kamu memiliki sebuah SSD baru, di dalamnya terdapat banyak blok
dengan page yang kosong. Saat pertama kali kamu mengisi page tersebut
dengan data, maka proses penulisan akan berlangsung sangat cepat. Namun,
lama kelamaan kamu akan kehabisan page kosong dan akhirnya terdapat
page kosong yang tidak tertata rapi. Hasilnya, di dalam SSD akan
terdapat banyak page yang berantakan disana sini.
Karena SSD tidak bisa langsung menimpa data, jika kamu ingin menulis
data pada kondisi SSD yang sudah mencapai kondisi ini, maka drive
tersebut akan menjalani proses berikut :
- Mencari blok dengan page kosong yang cukup
- Menyimpan data page apa saja yang masih diperlukan dalam block tersebut
- Reset setiap page dalam blok tersebut
- Menulis ulang data yang diperlukan ke dalam page pada blok yang baru di-reset tersebut
- Menuliskan data baru
Intinya, apabila kamu sudah menggunakan setiap page kosong yang tersedia
di dalam blok pada SSD, drive tersebut akan perlu menjalani proses
diatas setiap kali menuliskan data baru. Akibatnya, semakin lama, SSD
akan menjadi semakin lambat.
Masalah terbesar SSD adalah flash-memory yang hanya dapat menyimpan data
terbatas sebelum tidak dapat digunakan lagi. Terdapat banyak penjelasan
akan hal ini, namun yang paling sederhana adalah bahwa saat SSD
digunakan, ‘tenaga’ elektrik dalam sel perlu direset secara berkala.
Sayangnya, daya elektrik yang diperlukan terus bertambah setiap kali
direset, yang berarti voltase yang dibutuhkan untuk menulis ke dalam sel
juga bertambah. Akhirnya, daya listrik yang diperlukan menjadi terlalu
tinggi sehingga sel tertentu mungkin malahan menjadi tidak berguna.
Karena itu, penulisan data ke SSD terbatas dibandingkan hard disk.
SSD menawarkan kecepatan yang sangat berbeda jauh dibandingkan dengan
hard disk. Namun sayangnya penulisan ke SSD terbatas. Hal ini menjadikan
SSD masih kurang diminati oleh masyarakat secara umum. Walau begitu,
adanya teknologi SSD merupakan perkembangan teknologi yang cukup
mengesankan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar