Proyektor adalah sebuah
alat untuk membuat proyeksi. Biasanya digunakan sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran, perkantoran, maupun sebagai sarana
entertaintment.
Dalam kegiatan pembelajaran dan perkantoran sering digunakan sebagai
sarana presentasi (memproyeksikan atau memperbesar bahan presentasi dari
laptop atau
personal computer ke layar/
screen). Untuk media hiburan, proyektor biasanya digunakan untuk
nonton bareng (
nobar)
dalam rangka piala dunia, melihat film, atau yang paling hangat dalam
ingatan adalah menayangkan pernikahan Ibas-Aliya di lapangan supaya
dapat disaksikan banyak orang. Fungsi dari proyektor adalah untuk
memperbesar gambar sehingga dapat terlihat jelas pada layar yang
disediakan.
a. Jenis Proyektor
Proyektor ada dasarnya dibagi menjadi dua jenis yaitu elektronik dan transparansi.
1. Proyektor elektronik
Proyektor digital adalah peralatan teknologi modern. Ini digunakan
untuk mengkonversi data gambar secara langsung dari komputer ke sebuah
layar melalui sistem lensa. Proyektor digital menyediakan visualisasi
data yang sebenarnya disimpan dalam komputer untuk presentasi. Proyektor
ini memungkinkan para penonton untuk menonton gambar bergerak dari
sebuah DVD. Pemasang iklan atau penjual juga menggunakan proyektor untuk
memberikan demonstrasi produk untuk sejumlah besar pelanggan. Dapat
dengan mudah mengkonversi dokumen tertulis ke papan tulis interaktif.
Proyektor digital memainkan peranan penting dalam pembentukan sistem
home theater.
Proyektor ini menggunakan standar SVGA resolusi i. e. 800.600 piksel
dalam perangkat mahal. Biaya proyektor digital ditentukan oleh resolusi
dan juga kecerahan. Jika Anda akan menggunakannya dalam ruang besar atau
aula konferensi besar yang harus kecerahan dari 1.000 sampai 4.000 ANSI
lumens.
Proyektor digital pertama adalah proyektor Eidophor yang diperkenalkan
pada tahun 1950. Proyektor Eidopher menggunakan permukaan berminyak di
disk yang berputar dengan cahaya bersinar melalui itu dan mempekerjakan
berkas elektron untuk mengganggu minyak dalam cara tertentu. LCD
proyektor digital yang portabel cukup ringan jika dibandingkan dengan
CRT dan dapat dengan mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.
Ini sangat populer dan tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran.
Bekerja berdasarkan prinsip pembiasan cahaya yang dihasilkan oleh
panel-panel LCD. Panel ini dibuat terpisah berdasarkan warna-warna
dasar, merah, hijau dan biru (R-G-B). Sehingga terdapat tiga panel LCD
dalam sebuah proyektor. Warna gambar yang dikeluarkan oleh proyektor
merupakan hasil pembiasan dari panel-panel LCD tersebut yang telah
disatukan oleh sebuah prisma khusus. Gambar yang telah disatukan
tersebut kemudian dilewatkan melalui lensa dan di”jatuh”kan pada layar
sehingga dapat dilihat sebagai gambar utuh. Gambar yang dihasilkan
proyektor LCD memiliki kedalaman warna yang baik karena warna yang
dihasilkan olah panel LCD langsung dibiaskan lensa ke layar. Selain itu
gambar pada proyektor LCD juga lebih tajam dibandingkan dengan hasil
gambar proyektor DLP. Kelebihan lain dari LCD adalah penggunaan cahaya
yang lebih efisien sehingga dapat memproduksi “ansi lumens” yang lebih
tinggi dibandingkan proyektor dengan teknologi DLP. Sedangkan kelemahan
teknologi LCD adalah besar piksel yang terlihat jelas di gambar. Ini
yang menyebabkan teknologi LCD kurang cocok untuk memutar film karena
akan terasa seperti melihat film dari balik mata yang terhalang “selaput
katarak”.
CRT atau sering disegut juga dengan
Catoda Ray Tube yang
memanfaatkan proyektor kuno tabung gambar yang telah digunakan pada TV
konvensional selama beberapa dekade. Dengan jenis proyektor ini, tiga
CRT, plus lensa pembesar, digunakan untuk melemparkan sebuah gambar ke
layar. Para CRT digunakan untuk memproyeksikan warna utama, merah, biru
dan hijau. Adanya tiga tabung yang berbeda-beda warna dalam proyektor
CRT, membuat proyektor ini lumayan besar dan berat. Sehingga dianggap
kurang fleksibel untuk digunakan pada presentasi-presentasi dalam ruang
yang kecil. Proyektor semacam ini bekerja dengan baik untuk menghasilkan
kontras yang besar. Secara keseluruhan, sebuah proyektor CRT memberi
pemirsa gambar yang sangat memuaskan, kualitas gambar film. Tidak
seperti DLP dan model LCD, proyektor CRT tidak memiliki bola lampu yang
memerlukan penggantian, yang akan menghemat uang konsumen. Juga, model
CRT terakhir selama 20, 000 jam – hidup yang relatif panjang.
Ada beberapa kelemahan semacam ini proyektor. Model CRT biasanya cukup
mahal, mulai dari sekitar $ 10, 000. Mereka juga besar, seringkali
membutuhkan jumlah yang sama ruangan sebagai 20-inch TV. Juga, untuk
proyektor CRT untuk bekerja secara maksimal kemampuan, ruangan gelap
diperlukan.
Digital Light Processing atau yang disingkat dengan DLP pertama kali dikembangkan oleh
Texas Instrument. Pada DLP, cahaya terlebih dahulu akan mengenai sebuah
Color Filter berbentuk roda. Kemudian warna yang diperoleh akan mengenai
Digital Micromirror Devices (DMD). Dari DMD inilah kemudian cahaya akan diproyeksikan dengan cara dipantulkan ke layar.
DMD adalah sebuah
optical chip yang terdiri dari tiga lapis
cermin-cermin mikro yang masing-masing lapisan dipisahkan oleh rongga
udara yang memungkinkan cermin untuk miring sejauh -10 sampai +10
derajat. Kemiringan setiap cermin DMD akan diatur oleh sebuah
chip khusus yang ada pada DMD. Cermin-cermin ini dapat bergerak membelokkan cahaya sampai 5000 kali per detik.
Keberadaan DMD membuat DLP hanya membutuhkan satu set optik saja.
Kesederhanaan ini membuat proyektor DLP lebih ringkas dan ringan.
Beratnya dapat mencapai kurang dari 250 gram.
Contrast Ratio dan struktur pixel DLP juga lebih baik. Hal ini disebabkan oleh sistem
transmisive yang dimiliki oleh DLP. Meskipun pada beberapa sisi DLP lebih baik dari LCD, DLP juga memiliki kekurangan. Penggunaan
colorwheel pada DLP mengurangi nilai
brightness proyektor. Dari segi harga, proyektor DLP juga lebih mahal, sebab ongkos produksi yang dibutuhkannya memang tinggi.
DLP memiliki cara kerja yang sangat berbeda dengan LCD. Perbedaan lain
juga terdapat pada cara DLP memberi warna pada cahaya yang lewat lampu
proyektor. Cermin mikro pada chip DLP tidak memiliki warna yang spesifik
untuk memberi warna pada gambar. Sehingga diperlukan filter warna
(berupa lingkaran yang berisi warna-warna dasar merah, hijau dan biru)
yang berputar dengan ritme tertentu dan tersinkronisasi dengan
pergerakan cermin mikro. Cahaya yang tidak dipakai pada gambar akhir
akan dibelokkan keluar dari jalur bias oleh cermin mikro. Proyektor
hi-end
ada yang membenamkan 3 chip DLP dalam perangkatnya. Tiap chip menangani
warna dasar yang berbeda. Sehingga biasanya memiliki harga yang mahal
(sekitar US$10.000-an keatas). Keunggulan teknologi DLP terdapat pada
ringkasnya ruang cahaya yang diperlukan. Hal ini tentu mempengaruhi
ukuran “bodi” proyektor. Selain itu, kontras warna yang dihasilkan
proyektor DLP sangat baik dengan kualitas warna hitam yang lebih baik.
Piksel yang terlihat pada gambar yang dihasilkan oleh proyektor LCD juga
dapat diminimalisir dengan baik oleh teknologi DLP. Sedangkan kelemahan
DLP terdapat pada lingkaran warna yang merupakan salah satu komponen
pentingnya. Pada beberapa kasus, lingkaran warna ini dapat menghasilkan
“efek pelangi”. Yaitu munculnya warna asing di luar 3 warna primer yang
ada akibat kesalahan perputaran lingkaran warna.
Teknologi yang terakhir ini memanfaatkan keunggulan dua teknologi
yang sudah hadir sebelumnya, yaitu LCD dan DLP. Teknologi LCOS lebih
mudah diproduksi dan ringan dibandingkan LCD. Resolusi yang dihasilkan
juga lebih baik dari LCD.
Bahkan resolusi teknologi ini d iperhitungkan dapat mencapai QXGA, yaitu
2048×1536 pixel. Sangat tinggi, bahkan yang tertinggi. Teknologi ini
juga mengurangi artefak yang muncul pada LCD.
Selain itu, LCOS memiliki kontrol analog seperti layaknya LCD dengan
gradasi warna yang lebih baik dibandingkan DLP. Contrast ratio teknologi
ini juga lebih baik dibandingkan LCD meskipun tidak terlalu lebih baik
dari DLP. Namun, nilai brightness-nya sejajar dengan LCD yang artinya
lebih baik dari DLP.
2. Proyektor transparansi
Proyektor slide adalah alat yang memiliki fungsi menampilkan bayangan sebuah gambar positif yang dapat ditembus cahaya.
Overhead proyektor digunakan untuk proyek transparansi. Transparansi
adalah polyester film dari standar ukuran kertas A4 yang memungkinkan
untuk melewati cahaya.
Overhead proyektor yang mudah digunakan dan mereka merupakan yang
pertama yang akan digunakan untuk kelas bisnis dan presentasi. Ini
adalah sebelum kedatangan data dan video proyektor. Proyektor yang dapat
diatur dalam 10 detik, lengan dapat bertekad untuk mudah dibawa.
Resolusi di kisaran 4000 lumens. OHP yang dilengkapi dengan aksesoris
seperti portabel berdiri sehingga proyektor dapat ditempatkan di tengah
kelas, yang dpt layar, perpanjangan kabel dengan panjang yang berbeda,
dan sockets.
Perkembangan proyektor dimulai dengan ditemukannya magic lantern,
oleh Jesuit Athanasius Kircher ada tahun 1671. Kemudian pada tahun 1838,
William George Horner menciptakan alat optic yang bisa mengubah gambar
bergerak menjadi gambar diam, alat ini dinamakan Zoetrope. Pada tahun
1891 Thomas Edison menemukan kinetoscope. Alat ini menggunakan mesin
untuk memutar bagian-bagian gambar dengan menyorotkan cahaya ke layer.
Sejak saat itu proyektor semakin sering digunakan.
Enlarger adalah sebuah proyektor transparansi khusus yang digunakan
untuk memproduksi hasil fotografi dari film atau kaca negative yang
menggunakan proses gelatin silver atau transparasi. Enlarger terdiri
dari sumber lampu yang umumnya sebuah incandescent light bulb, sebuah
holder untuk negative atau transparasi dan sebuah lensa khusus untuk
memproyeksikan.
b. Cara Pemasangan Proyektor ke PC
Pada umumnya, proyektor yang digunakan di sekolah-sekolah berjenis
LCD atau DLP. Untuk menyalakan proyektor, memakai kabel power seperti
pada gambar berikut
.
Kemudian untuk menyambungkan ke PC, digunakan kabel vga (biasanya
ujungnya biru). Kabel vga dimasukkan dalam proyektor kemudian ujung
lainnya dimasukkan dalam CPU. Agar tampilannya mudah atau bisa dilihat
di monitor dan di layar, maka kabel vga dari monitor dimasukkan dalam
proyektor.
c. Cara Pemasangan Proyektor ke Notebook
Cara pemasangannya sama dengan ke PC, yang berbeda hanya tidak memakai monitor.