Introduction
Ultra Sonic Motor, sengaja akan kami bahas agar para Pasebania memahami teknologi ini dan berbagai keunggulannya. Secara umum Ultra Sonic Motor bisa berarti sebuah motor listrik yang mendapat dukungan dari komponen vibration ultrasonik, stator, rotor, slider yang ditempatkan pada pada skema operasi. Ultra Sonic Motor dianggap sangat berbeda dari aktuator piezoelektrik dalam beberapa aspek, meskipun keduanya biasanya menggunakan berbagai bahan piezoelektrik yang sama. Yang pasti perbedaan yang paling jelas dari USM dan aktuator piezoelektrik adalah pada penggunaan resonansi untuk memperkuat getaran stator kontak dengan rotor. Kelebihan lain, Ultra Sonic Motor juga mampu menawarkan rotasi independen yang cukup besar atau biasa disebut jarak geser. Sedangkan pada teknologi aktuator piezoelektrik memiliki kekurangan karena dibatasi oleh strain statis yang hanya dapat dirangsang dalam elemen piezoelektrik tunggal.
Mekanisme kerja Ultra Sonic Motor
Gesekan kering sering digunakan dalam kontak, dan getaran ultrasonik yang diciptakan kemudian diinduksi di stator dan digunakan secara maksimal untuk memberikan gerakan untuk rotor serta memodulasi gaya gesek yang hadir pada antarmuka. Modulasi gesekan tersebutlah yang memungkinkan gerakan massal dari rotor (untuk lebih jauh dari satu siklus getaran) sehingga tanpa modulasi ini, niscaya Ultra Sonic Motor akan gagal untuk beroperasi. Secara umum, ada dua jenis motor pada teknologi USM ini diantaranya adalah kontak dan non-kontak. Untuk jenis non kontak adalah jenis yang cukup langka penggunaannya karena memerlukan kerja fluida untuk mengirimkan getaran ultrasonik stator menuju rotor. Kebanyakan versi menggunakan udara.
Meski identik dengan Canon, Ultra Sonic Motor sebenarnya juga sempat dikembangkan oleh Sashida dan peneliti di Matsushita, ALPS.
Aplikasi pada lensa modern
Mungkin Anda bingung dengan penjelasan diatas? Ya, jika Anda masih bingung dengan penjelasan diatas, yang pasti Ultra Sonic Motor merupakan motor penggerak dari sebuah lensa kamera DSLR moder jenis tertentu. Dan yang paling umum ada pada lensa-lensa mahal keluaran Canon karena sering disematkan dengan penamaan USM pada spesifikasi lensa. Canon yang menjadi perusahaan kamera pelopor teknologi Ultra Sonic Motor sudah menyematkan teknologi tersebut sejak tahun 1980-an pada berbagai produk lensanya. Itulah yang akhirnya ada istilah lensa AF (AutoFocus) dengan mount EF Canon mengawali tenggelamnya lensa-lensa manual yang pada masa lalu sangat populer. Selain untuk lensa SLR, Canon dahulu juga sempat menyematkan teknologi USM pada jenis kamera saku seri PowerShot SX1 Bridge IS.
Untuk masa modern saat ini, pada lensa-lensa Canon setidaknya ada dua jenis teknologi USM yang digunakan, diantaranya adalah micro USM serta ring-type USM. Untuk micro USM merupakan motor penggerak yang dirancang secara biasa dan kurang begitu cepat, sedangkan ring-type USM merupakan teknologi terkini yang digunakan di lensa-lensa kelas menengah ke atas dari Canon. Ada Ciri khas yang nampak jelas dari jenis motor ring-type USM, yakni adalah kemampuan fokus yang amat sangat cepat mengunci ditambah suara motor yang sangat pelan atau bahkan hampir sama sekali tidak terdengar. Ada pula kelebihan lain dari motor ring-type USM, yakni FTM (Full Time Manual fokus), sebuah mekanisme cerdas dimana setelah lensa telah mendapat auto-fokus, pengguna juga tetap dapat mengubah fokus lensa tanpa harus keluar dari mode AF.
Lensa motor ring-type USM Canon biasanya memiliki tanda ring melingkar berwarna merah dibagian ujung dekat optik depan. Dan seluruh lensa Canon yang masih diproduksi disematkan teknologi motor AF, berbeda dengan Nikon yang masih memproduksi lensa dengan sistem AF yang terbantu dari motor pada body kamera.
USM pada lensa selain Canon
Ultra Sonic Motor sebenarnya tidak selalu untuk Canon karena teknologi ini juga dipakai oleh lensa-lensa keluaran produsen lain. Hanya saja untuk produsen lain memiliki istilah lain pada teknologi ini, bukan USM meski mekanismenya tetap sama. Sebagai contoh, Olympus dengan istilah SWD (Supersonic Wave Drive), Konica Minolta dan Sony dengan istilah SSM (SuperSonic Motor), Nikon dengan istilah SWM (Silent Wave Motor), Sigma dengan istilah HSM (Hyper Sonic Motor), Panasonic dengan istilah XSM (Extra Silent Motor), Pentax dengan istilah SDM (Supersonic Dynamic Motor), dan Tamron dengan istilah USD (Ultrasonic Silent Drive) serta tambahan PZD (Piezo Drive).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar