CHIP.co.id - Banyak sekali pembaca CHIP yang
antusias mengikuti perkembangan Project Ara. Untuk Anda yang belum tahu,
Project Ara adalah sebutan untuk proyek pembuatan telepon seluler
pintar modular atau ponsel rakitan yang pertama kali dicetuskan Motorola beberapa waktu lalu. Ketika Google menjual Motorola ke Lenovo, banyak yang bertanya, bagaimana nasib Project Ara?
Jawabannya kita tahu, Project Ara tetap dilanjutkan karena divisi yang bertanggung jawab atas proyek itu, Advanced Technology
and Projects (ATAP) tetap dipertahankan Google. Proyek ini terbilang
ambisius karena belum ada sejarahnya produsen membuat ponsel rakitan
layaknya PC.
Dipimpin oleh Regina Dugan, mantan Direktur Defense
Advanced Projects Agency (DARPA) Departemen Pertahanan AS, ATAP kini
berada langsung di bawah kendali Google. Purwarupa ponsel pertama dari
Ara diharapkan sudah akan tersedia beberapa minggu lagi dan
peluncurannya secara komersial pada awal tahun depan.
Ide utama Project Ara adalah membantu konsumen yang gemar "ngoprek"
untuk mengutak-atik ponsel mereka tak sekadar dengan mengganti ringtone,
wallpaper, warna bodi atau custom ROM, tetapi juga bentuk dan
fungsinya. Di sisi lain, sama seperti OS Android saat ini, yang terlibat
dalam pengembangan peranti keras ponsel tak cuma perusahaan raksasa,
tetapi ratusan bahkan ribuan perusahaan kecil lainnya. Karenanya, proyek
ini akan bersifat terbuka, yang artinya setiap produsen boleh
memproduksi peranti keras khusus buat produk Ara. Hal itu mirip dengan
Android, kan? semua pengembang mulai dari studio raksasa sampai anak SMA
bisa bikin aplikasi untuk Android.
“Pertanyaannya pada dasarnya, bisakah kita membuat apa yang telah kita lakukan di Android dan platform lain di sisi peranti lunak diterapkan di peranti keras?” kata Paul Eremenko, pemimpin Project Ara kepada Majalah Time beberapa waktu lalu. Time seca khusus mengulas proyek ini lebih dalam.
Dengan Ara, Google berharap bisa mengajak ratusan bahkan ribuan
produsen peranti keras terlibat membuat ponsel, seperti ribuan
pengembang yang ikut mengembangkan aplikasi untuk Android.
Nah, banyak CHIPers yang bertanya, apakah harga US$50 yang ditawarkan Google untuk ponsel pintar Project Ara sudah termasuk paket lengkap atau kerangkanya saja?
Agar lebih jelas, harga itu hanya berlaku untuk kerangka saja. Kerangka
tersebut hanya dilengkapi Wi-Fi dan tak ada koneksi seluler. Pengguna
kemudian bisa membangun ponsel seperti yang mereka sukai dengan
bermacam-macam modul, misalnya menambahkan kamera, prosesor kelas rendah sampai kelas tertinggi, speaker, koneksi 3G, LTE, dan banyak lagi.
“Kami tak ingin sekadar membuat sesuatu yang bisa dipersonalisasi, dan
bukan hanya sesuatu yang unik, tetapi sebenarnya sesuatu yang ekspresif,
sehingga orang bisa menggunakannya sebagai kanvas untuk menuliskan
cerita,” kata Eremenko. “Sehingga Anda bisa meletakkan ponsel Anda di
meja makan malam, dan ia menjadi bahwan pembicaraan selama lima belas
menit pertama acara makan malam itu.”
Bagaimana dengan ukuran kerangka itu?
Akan ada tiga ukuran kerangka yang berbeda: mini,
medium dan jumbo. Ia terbuat dari aluminium, dan memiliki sirkuit
jaringan, dan baterai cadangan. Tiap kerangka akan memiliki modul
konektor, misalnya, ukuran medium punya 10 konektor.
Modul yang bisa dibuka-tutup ini bisa dilepas tanpa harus mematikan
telepon. Ukurannya juga tergolong tipis, hanya 4mm, sehingga ponsel yang
sudah terakit utuh hanya berukuran sekitar 9,7mm. Sebagai gambaran,
iPhone 5S memiliki ketebalan 7,6mm dan Samsung Galaxy S5 8,1mm. Cukup
tipis bukan?
“Tantangan terbesar dari proyek ini adalah bahwa telepon seluler adalah
salah satu benda yang dibuat paling terintegrasi saat ini, dan kami
ingin memisahkannya menjadi potongan-potongan modular,” kata Ara Knaian,
Lead Mechanical Engineering Project Ara.
Untuk menyukseskan Project Ara, Google telah menggandeng NK Labs untuk
merancang listrik, mekanik, dan rekayasa peranti lunak dan sistem 3D
untuk membuat printer 3D berkecepatan tinggi bisa memproduksi kerangka
Ara. Jadi, kerangka produk ini akan dicetak langsung dari printer 3D.
Untuk menahan masing-masing modul, misalnya, ketika ponsel terjatuh,
kerangka Ara akan dilengkapi perekat dan magnet agar tak ada komponen
yang longgar.
Bagaimana perkembangan Ara sejauh ini?
Google, Rabu (26/2) mengumumkan, mereka akan menggelar pertemuan dengan developer Ara pada 15 dan 16 April mendatang dalam acara “Ara Developer’s Conference.” Konferensi tersebut akan tersedia juga secara online disiarkan langsung dari Computer History Museum, California.
Apakah Project Ara akan diluncurkan secara global?
Masih terlalu dini untuk menanyakan hal tersebut. Pasalnya, di Amerika
Serikat saja, regulator perangkat telekomunikasi (FCC) belum
mengeluarkan sikap karena memang produk ini belum jadi. Tetapi, menurut
Eremenko, FCC sejauh ini sangat mendukung proyek tersbeut karena mereka
menganggapnya baik untuk industri Amerika. Jika ada ribuan produsen
peranti keras yang terlibat memproduksi modular Ara, mungkinkah, menurut
Anda, ponsel ini hanya akan tersedia di Amerika Serikat dan atau Eropa
saja?
Sumber : chip.co.id